Kepaksian Pernong Apresiasi Perempuan Menjadi Legislatif
Minggu, 23 Maret 2014 04:38 WIB
Gatot Arifianto
"Pemikiran saya, selain mempunyai rekam jejak dan pendidikan yang
mumpuni, alangkah indahnya bila mereka memang memahami tentang dua budaya Lampung
yaitu "Sai Batin" dan "Penyimbang/Pepadun."
Brigjen Pol. Pangeran Edward Syah Pernong gelar Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke-23 (kiri) Seem R. Canggu gelar Raja Duta Perbangsa (kanan) |
Bandar Lampung (Antara Lampung) - Adat Lampung "Sai Batin" menempatkan posisi perempuan pada kedudukan terhormat sehingga tidak persoalan adanya ruang bagi perempuan yang ingin membangun Lampung dengan menjadi anggota legislatif.
Secara pribadi, demikian juru bicara Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Kepaksian Pernong Seem R. Canggu gelar Raja Duta Perbangsa, di Bandar Lampung, Sabtu, Perempuan layak diberi ruang di parlemen.
"Selain perempuan mempunyai kehendak dan pemikiran sendiri, pada masa kini teramat banyak perempuan yang mempunyai rekam jejak dan pendidikan mumpuni yang memang pantas duduk menjadi anggota legislatif guna mengoptimalkan pemikiran-pemikiran mereka yang terkadang memang tidak terpikirkan oleh laki-laki," katanya.
Dengan adanya perempuan duduk di kursi DPRD, diharapkan terdapat korelasi yang baik antara keterwakilan perempuan pada lembaga legislatif dalam menghasilkan kebijakan yang mampu memenuhi eksepktasi perempuan.
"Misalnya layanan terhadap perempuan korban tindak kekerasan dan lain sebagainya," tutur dia lagi
Berdasarkan tinjauan dari sisi adat "Sai Batin", demikian Seem menambahkan, sebenarnya kedudukan laki-laki dan perempuan telah disimbolkan dalam tata busana keagungan pengantin.
"Yang keduanya baik laki-laki maupun perempuan sama-sama memegang pusaka atau "pemanohan" berupa keris atau "terapang" bahkan sang perempuan juga mengenakan "Siger" sebagai lambang "kehangguman" (sesuatu bernilai tinggi) yang menempatkan perempuan pada kedudukan terhormat," kata Seem lagi.
Namun demikian, katanya menambahkan, calon anggota legislatif Kabupaten/Kota dan Provinsi Lampung 2014-2019 harus mewujudkan Lampung modern namun tetap berbudaya.
"Pemikiran saya, selain mempunyai rekam jejak dan pendidikan yang mumpuni, alangkah indahnya bila mereka memang memahami tentang dua budaya Lampung yaitu "Sai Batin" dan "Penyimbang/Pepadun." ujarnya.
Sehingga adat budaya Lampung yang telah teruji mampu memenuhi kebutuhan kmomunitasnya ini dapat terus lestari dan dijadikan sebagai titik berangkat dalam kiprah mereka membangun Lampung, sehingga akan terwujud Lampung yang maju bahkan modern namun tetap berbudaya. demikian Seem R. Canggu.
Editor : M Tohamaksun
COPYRIGHT @ 2014